Autentisitas Dan Otoritas Hadis Dalam Keilmuan Ulama Muslim Dan Sarjana Barat

Muhammad Zuhri

Abstract


Perjalanan hadis yang lebih rumit dibanding perjalanan Al-Qur'an menjadikan hadis berada pada posisi agak sulit, autentisitasnya dipertanyakan. Sementara, hadis mempunyai fungsi strategis terhadap Al-Qur'an, menjadi "petunjuk praktis" dalam implementasi Al-Qur'an. Serba salah. Bila hadis segera dibukukan seperti Al-Qur'an, ada kekhawatiran kesulitan membedakan keduanya. Bila tidak dibukukan, dikhawatrkan hadis akan terhapus bersama wafatnya para penghafal hadis. Penciptaan hadis maudhu' membuat sejarah hadis menjadi buram dan menambah masalah dalam menghimpunnya dalam bentuk dokumen. Setelah pembukuannya dilakukan dengan penundaan cukup lama, akhirnya tidak ada kitab hadis "versi pemerintah", yang ada versi perseorangan, dengan irnplikasi, kadar autentisitasnya tidak setinggi Al-Qur'an. Bersama ini para ulama merurnuskan kriteria-kriteria hadis yang pantas dijadikan sandaran beragama dan hadis yang tidak pantas. Karena itu ada sebuah hadis yang dijadikan hujjah dan ada yang ditolak. Bahkan ada hadis yang dijadikan hujjah oleh aliran tertentu yang tidak dipakai oleh aliran lain.


Keywords


Hadith, Autentisitas, Otoritas, Ulama Muslim, Sarjana Barat

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Muhammad Zuhri

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

ISSN: 1410-332X (p); 2540-2979 (e)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License